portal kabar – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan berfokus pada sektor industri merupakan salah satu peran pendidikan dalam kontribusi meraup dan menyiapkan tenaga kerja yang efektif.
Keberadaannya pun menjadi peminatan khusus bagi masyarakat guna mempersiapkan anak-anaknya untuk mampu bersaing dalam pembentukan tenaga kerja yang handal. Semua tak lepas karena SMK tersebut menawarkan kurikulum yang di desain berdasarkan kebutuhan industri.
Begitu juga dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri di Kawasan Industri MM 2100. Berdirinya sekolah inipun diharapkan mampu memenuhi harapan masyarakat.
Namun harapan tersebut dirasa belum cukup karena masih jauh dari harapan warga sekitar kawasan untuk mengenyam pendidikan agar bisa diterima di industri.
Pasalnya, masyarakat setempat masih kesulitan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan di sekolah itu. Tingginya biaya salah satu alasan.
“Biaya pendidikan di sekolah itu terlalu tinggi. Tidak semua masyarakat bisa mengakses fasilitas pendidikan di SMK Mitra Industri,” kata Ketua Umum LSM MPI Anwar Musyadad.
Padahal tujuan awal pembangunan SMK oleh pengelola kawasan itu bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia sekitar kawasan industri MM 2100 agar siap bersaing di dunia industri.
“Saya salah satu bagian agar SMK itu bisa terwujud, dengan harapan warga sekitar kawasan bisa mendapatkan pendidikan yang laik, menjadikan anak-anak siap diterima dalam dunia industri,” paparnya.
Doktor Anwar melanjutkan jika saat ini SMK Mitra Industri lebih ke orientasi bisnis pendidikan ketimbang sosial. “Harusnya masyarakat setempat diberi kemudahan dengan tawaran beasiswa ataupun jalur prioritas,” tuturnya.
Doktor Anwar berharap agar pemerintah mau turun melakukan cross check, berapa banyak masyarakat sekitar kawasan yang bersekolah di SMK Mitra Industri.
SMK yang diapit oleh tujuh desa sekitar ini, seperti: Desa Gandasari, Gandamekar, Mekarwangi, Telajung, Jatiwangi, Cikedokan dan Danau Indah tersebut, diyakini belum mampu mengakomodir kemudahan untuk dapat bersekolah di sekolah tersebut.
Informasi yang dihimpun untuk dapat bersekolah disana dikenakan biaya hingga puluhan juta rupiah demi bisa masuk.
red/BA