portal kabar – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dengan tegas menyatakan bahwa impor sampah ke Indonesia harus segera dihentikan. Hal ini dinilai hanya akan menambah beban dalam pengelolaan limbah dan berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat.
“Kita sudah memiliki cukup banyak sampah. Sudah saatnya kita berhenti mencari akal-akalan dengan mengizinkan pengiriman sampah ke Indonesia, apapun alasannya,” ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu sore.
Hanif menargetkan agar impor sampah dihentikan mulai tahun ini. Ia menekankan bahwa negara atau pihak pengimpor harus bertanggung jawab untuk mengelola sampah yang mereka kirim, bukan hanya mengirimkan begitu saja.
“Selama ini, belum ada jaminan bahwa sampah impor itu sudah terurai dengan baik. Sudah cukup, kami akan menghentikannya,” tegasnya.
Langkah penghentian ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, untuk memastikan kesehatan masyarakat, menciptakan keseimbangan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, serta mempercepat pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan.
Hanif menjelaskan bahwa dalam lima tahun ke depan, Kementerian LH akan fokus pada pengelolaan sampah domestik yang kini sudah melebihi kapasitas, agar bisa dimanfaatkan dengan lebih baik. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, sebanyak 38,21 persen dari total 38,2 juta ton sampah masih belum terkelola.
Dalam konteks ini, perbaikan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang menjadi perhatian utama Kementerian LH. Tempat pembuangan yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini merupakan lokasi pembuangan sampah terbesar di Indonesia dengan luas 117,5 hektare. Namun, saat ini, volume sampah yang ada hampir melebihi kapasitas yang ada.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa lebih dari 55 juta ton sampah menumpuk di TPST Bantargebang, dengan penerimaan harian mencapai 7.500-8.000 ton dari ibu kota.
Kementerian LH berupaya mengolah tumpukan sampah di TPST Bantargebang, yang terdiri dari limbah makanan, minuman, plastik, dan kertas, menjadi pupuk kompos dan sumber bahan bakar dengan kapasitas produksi yang besar.
“Kita akan menuntaskan satu per satu. Fasilitas di sini sudah ada, tinggal kita tingkatkan pemanfaatannya. Keberhasilan di TPST Bantargebang akan menjadi model untuk daerah lain. Semua ini akan semakin mudah dilakukan setelah impor sampah dihentikan,” tutup Hanif.
pram