portal kabar – Loyalitas sering kali dianggap sebagai salah satu kualitas penting dalam politik. Sehingga ketika seorang politisi memutuskan untuk berpindah partai, berbagai persepsipun akan timbul sebagai anggapan publik secara umum.
DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi baru-baru ini dikejutkan dengan pengunduran diri salah satu kader terbaiknya yang berpindah sebagai kader baru di Partai Buruh.
Setelah sebelumnya mantan Sekretaris DPD Golkar, Tuti Yasin memutuskan hengkang untuk menjadi kader Partai NasDem, disusul juga oleh Siti Qomariyah yang bergabung di partai yang sama.
Kini Partai Golkar Kabupaten Bekasi dikejutkan kembali dengan hengkangnya dr Asep Surya Atmaja ke Partai Buruh.
Bukan rahasia umum bila ketiga nama diatas merupakan aset dengan potensi tinggi di Partai Golkar dalamĀ mendukung aktivitas politiknya, baik operasional maupun strategisnya.
Akankah Golkar di Kabupaten Bekasi akan runtuh ?
Keruntuhan partai politik bisa terjadi karena faktor yang mempengaruhi integritas, stabilitas serta dukungan publik.
Stabilisasi kepemimpinan merupakan hal yang sangat berperan dalam menjaga kapal untuk tetap pada jalur yang sesuai. Kepemimpinan yang lemah merupakan ketidakmampuan pemimpin partai dalam mengarahkan dan memotivasi anggota adalah salah satunya.
Dengan hengkangnya para kader berpotensi, ini merupakan pertaruhan besar dalam mempengaruhi opini publik terhadap integritas Partai Golkar dan eksistensi kepemimpinannya di Kabupaten Bekasi.
Sebagai partai dengan perolehan kursi terbanyak saat ini, tidak serta merta Golkar mampu dengan mulus untuk mampu meredam konflik internalnya. Demo oleh kadernya sendiri atas ketidakpuasan pada kepemimpinan yang dilakukan di depan kantor DPD Golkar Kabupaten Bekasi waktu lalu, merupakan bukti lemahnya kepemimpinan yang terbangun.
Saat hal ini dipertanyakan kepada H Akhmad Marjuki selaku Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, yang bersangkutan cenderung bungkam tanpa reaksi untuk mengkonfirmasi.
Dukungan Partai Buruh
Partai Buruh yang diwakili oleh Aliansi Buruh Bekasi Melawan (ABBM) sudah bulat dalam mengusung dr Asep Surya Atmaja untuk maju sebagai bakal calon Bupati/Wakil Bupati Bekasi dalam Pilkada 2024 ke depan.
Acara gelar deklarasinya pun dilakukanĀ di hall sebuah hotel yang terletak di Cikarang Barat, Sabtu, 03/08/2024.
Keterwakilan Partai Buruh oleh Aliansi Buruh Bekasi Melawan (ABBM) dalam deklarasinya menyatakan jika suara Partai Buruh sudah bulat dan masif dalam memantapkan dr Asep Surya Atmaja sebagai kader yang diusung sebagai personal yang maju dalam Pilkada 2024 nanti.
Ali Hamzah menyatakan jika keberanian dr Asep untuk bergabung bersama Partai Buruh merupakan representatif dari semangat Partai Buruh yang berani dalam melakukan langkah konkret demi menjaga martabat dan meninggikan kualitas hidup para buruh di seluruh Indonesia.
“Kita apresiasi langkah dr Asep untuk mampu meninggalkan zona nyamannya saat bersama Partai Golkar demi bergabung bersama Partai Buruh dalam menyongsong masa depan. dr Asep…Wajib Jadi…,” teriak Ali Hamzah dan disambut gemuruh semua yang hadir saat itu untuk mengamini.
dr Asep Surya Atmaja
dr Asep Surya Atmaja membulatkan tekad untuk melangkah maju bersama kekuatan Partai buruh di Kabupaten Bekasi.
Sebagai aktivis yang berperan juga sebagai politisi Partai Golkar, dr Asep merupakan sosok yang tidak diragukan lagi dalam statusnya untuk mempunyai basis militannya tersendiri. Hal ini dia buktikan dengan keberaniannya untuk keluar dari zona nyamannya demi sebuah perubahan.
“Ini soal ekspresionisme saya dalam berpandangan jika kita harus mampu mencari pemecahan realistis mengenai masalah sosial. Kebutuhan untuk memajukan masyarakat Kabupaten Bekasi adalah tujuan saya bergabung bersama Partai Buruh,” terang dr Asep.
dr Asep pun dalam sambutannya siap bila dirinya nanti berpasangan dengan siapapun selama visinya itu bisa membawa dampak kemajuan bagi masyarakat Kabupaten Bekasi.
“Partai Buruh merupakan pelantang saya untuk maju di Pilkada kedepan, bukan cuma sekedar berani, mangkus dan sangkilnya harus dikuatkan juga, selama mampu membawa perubahan kearah pergerakan yang lebih baik kenapa enggak,” tutup politisi murah senyum ini.
Dr Dani Ramdan (PJ Bupati Bekasi)
PJ Bupati Bekasi saat ini, Dr Dani Ramdan saat kehadirannya pun juga sangat antusias dalam menyambut hijrahnya dr Asep ke Partai Buruh. Dirinya berpendapat jika dr Asep adalah sosok yang berintegritas dalam membesarkan partainya.
“Namanya politik, sifatnya dinamis. Keputusan dr Asep adalah langkah konkret dalam melakukan strategi politik pada tujuannya. Kita hormati keputusannya,” kata Dani dalam sambutannya.
Dani Ramdan pun tidak menampik jika dirinya bisa saja maju untuk menjadi calon Bupati Bekasi nanti. Selama ada partai yang mengusungnya, masyarakat yang mendukungnya dan wakil yang tepat, Dani merasa yakin dirinya bisa maju.
“Saya siap mengorbankan status ASN yang sudah menaungi saya selama ini dalam mengabdi kepada negara, dan siap menggugurkan jabatan PJ saya untuk mundur bila saya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dan didukung oleh partai politik pengusung untuk maju sebagai calon Bupati Bekasi,” tegas Dani.
Dani pun sempat berseloroh yang mengundang applause para militan Partai Buruh saat menutup sambutannya.
“Saya cocok memakai uniform Partai Buruh, karena kebetulan seragam saya senada sebagai Kepala BPBD Jawa Barat. Kita punya kecocokan yang sama,” senyum Dani disambut meriah oleh Partai Buruh.
Pengamat Politik
Pemerhati politik di Kabupaten Bekasi, Dito (Nama samaran) mengatakan jika saat ini Ketua DPD Partai Golkar sedang diuji integritas kepemimpinannya.
Dito melihat hengkangnya para kader partai adalah merupakan fenomena tersendiri. Meski terlihat baik-baik saja, namun opini masyarakat terhadap Golkar mulai menunjukkan keraguan pada dasar kepemimpinan H Marjuki sebagai Ketua DPD nya.
Tuti Nurcholif Yasin, Siti Qomariyah, dr Asep Surya Atmaja, Arif Rakman Hakim dan mungkin masih ada yang lainnya merupakan hal paling sensitif yang terlepas dari Golkar dan menjadi bagian dari partai lain.
“Saya melihat dari sisi tidak adanya akseptabilitas kepada mereka, hingga mereka memutuskan untuk pergi dari partai Golkar. Golkar kehilangan Tuti, Asep dan Siqom, yang bisa disingkat menjadi TAS sebagai mobilisator pergerakan Golkar yang tidak bisa diragukan lagi sebagai lumbung suara partai,” kata Dito menyudahi.
bram ananthaku