portal kabar – Munculnya koalisi partai dalam menentukan dan mengusung calon Bupati serta calon Wakil Bupati di Bekasi menjadi sorotan yang menarik perhatian banyak pihak. Seluruh partai politik memanfaatkan momentum Pilkada di Kabupaten Bekasi sebagai arena adu strategi dan intuisi, dalam memilih siapa yang akan mereka usung di waktu yang akan datang.
Sebagai contoh, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) telah memulai langkah cepat dengan mengusung kader PDIP, Ade Kuswara Kunang, sebagai bakal calon Bupati, setelah diterbitkannya surat penugasan resmi dari partai.
Tak ketinggalan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun bergabung ke dalam koalisi yang memiliki total 11 kursi ini, dengan mengusung kadernya, Budi MM, sebagai bakal calon Wakil Bupati Bekasi untuk mendampingi Ade Kunang.
Pasangan koalisi Ade-Budi juga diikuti oleh enam partai non-parlemen, yaitu Partai Hanura, Partai Perindo, Partai Gelora, Partai Ummat, Partai Kebangkitan Nusantara, dan Partai Garuda, yang sepakat untuk membentuk koalisi.
Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Buruh juga diperkirakan akan membangun kerjasama dengan koalisi partai non-parlemen tersebut.
Sementara itu, Partai Golkar masih menyimpan teka-teki. DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat hanya mengusulkan satu nama, H Akhmad Marjuki, sebagai bakal calon Bupati Bekasi. Namun, hingga saat ini, nama H Akhmad Marjuki belum diumumkan secara resmi sebagai calon yang diusung oleh partainya.
Bagaimana dengan Partai Gerindra? DPC Partai Gerindra Kabupaten Bekasi adalah partai pemenang di periode sebelumnya, yaitu 2019-2024 dengan perolehan 11 kursi. Namun, di bawah kepemimpinan Aria Dwi Nugraha, Partai ini mengalami satu kursi penurunan menjadi 8 kursi untuk periode 2024-2029.
Menariknya, Partai Gerindra membangun koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat tanpa menyebutkan calon yang akan diusung dalam deklarasinya. Meskipun PKB secara terbuka mendukung Dani Ramdan sebagai calon Bupati Bekasi, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bekasi enggan mengumumkan calon dari partainya, meski nama BN Holik Qodratullah ramai dibicarakan sebagai kandidat.
BN Holik tampak berjuang sendiri untuk mendapatkan dukungan dalam partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto ini. Menanggapi spekulasi mengenai pertemuannya dengan petinggi partai, BN Holik menunjukkan sikap tenang.
Ia menyatakan rasa hormat terhadap keputusan partai. “Siapapun calon yang diusung nantinya adalah pilihan terbaik dari keputusan yang diambil. Kami berusaha semaksimal mungkin dalam mengoptimalkan usaha. Yang pasti, Gerindra adalah jantung saya, dan keinginan untuk mengabdi pada negara melalui Kabupaten Bekasi hanya bisa terwujud bersama Partai Gerindra. Mari kita tunggu kejutan selanjutnya,” ujarnya.
BN Holik pun membuktikan keseriusannya dengan surat tugas bernomor 07-0163/TGS-PILKADA/DPP-GERINDRA/2024 yang diterbitkan pada 23 Juli 2024, dan ditandatangani oleh Ketua Umum Partai, Prabowo Subianto, serta Sekretaris Jenderal, Ahmad Muzani. Ini menjadi bukti komitmennya untuk berpartisipasi dalam kontestasi Pilkada mendatang.
Dapat disimpulkan bahwa meskipun terkesan diabaikan oleh kalangan tertentu, keputusan DPP Partai Gerindra seolah menjawab rumor tentang siapa yang diminati oleh siapa.
Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bekasi, Aria Dwi Nugraha, enggan memberikan tanggapan ketika dikonfirmasi. Hanya H Junaedi SSos (Ajuk) yang bersedia berbicara. Ia menegaskan bahwa keputusan partai adalah hal yang harus dihormati dan ia siap mendukung langkah apapun yang diambil untuk mendukung kandidat yang ditugaskan secara resmi.
“Kita adalah kader partai yang selalu mematuhi keputusan partai, apapun hasilnya, kita wajib menghormatinya,” kata H Ajuk.
bram ananthaku