portal kabar – Arogansi Marjuki sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, terutama dalam ranah politik, jelas menciptakan dampak negatif bagi organisasi dan anggotanya. Ancaman pemecatan terhadap kader dan anggota dewan yang tidak sejalan dengannya menunjukkan ketidakpahaman akan prinsip dasar demokrasi dan partisipasi.
Citra Partai Golkar di Kabupaten Bekasi berpotensi terpuruk jika ketua DPD terus mempertahankan sikap arogan. Publik bisa mulai memandang partai ini sebagai organisasi yang anti-demokrasi dan tidak menghargai suara anggotanya.
Salah satu tanda pemimpin yang lemah adalah ketidakmampuannya dalam mengelola konflik secara konstruktif. Mengancam pemecatan sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan atau perbedaan pendapat hanya menunjukkan bahwa Marjuki tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sebaliknya, Marjuki memilih taktik intimidasi yang hanya akan memperburuk keadaan dan menciptakan lembaga yang tidak sehat.
Marjuki tampaknya berusaha menunjukkan ketegasan dan wibawa demi pengakuan dari Dani Ramdan, dengan menebar ancaman kepada kader yang tidak patuh serta anggota DPRD dari Fraksi Golkar yang enggan mendukungnya.
“Saya sudah muak dengan gaya dramanya yang selalu menganggap dirinya sebagai pemimpin bijak yang terdzolimi. Yang perlu kita bicarakan sekarang adalah bagaimana menyelamatkan suara partai untuk Dani Ramdan, bukan bagaimana menyelamatkan wajahnya dari kenyataan kegagalan memimpin Partai Golkar di Bekasi,” ungkap salah satu koordinator Kecamatan saat acara deklarasi kader Golkar untuk pasangan AA di kediaman Ade Kuswara Kunang, Minggu, 10 November.
Dia menambahkan bahwa pembelotan kader Golkar di Kabupaten Bekasi adalah bentuk protes terhadap kepemimpinan Marjuki yang tidak memuaskan.
Rudi Hartono yang hadir juga menegaskan bahwa seorang Ketua DPD yang efektif seharusnya mampu memberikan umpan balik yang konstruktif. Namun, ancaman pemecatan dari Marjuki justru menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengendalikan situasi, yang hanya akan menambah masalah.
Ade Kuswara, calon Bupati yang tidak diusung oleh Golkar tetapi didukung oleh 300 kader Golkar yang hadir di kediamannya, menyebut dukungan tersebut sebagai anugerah.
“Saya melihatnya sebagai dukungan dari masyarakat yang memberi semangat untuk saya menjadi Bupati Bekasi, bukan sebagai konflik antar partai,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang atribut Golkar yang dikenakan oleh para kader yang mendukungnya, Ade menjawab singkat, “Itu hanya fashion, jangan diartikan lebih dari itu.”
bram ananthaku