portal kabar – Kepanikan yang melanda Partai Golkar di Kabupaten Bekasi, jelas menunjukkan adanya ketidakstabilan internal yang serius. Dalam upaya untuk menciptakan kesan bahwa kader Golkar bersatu dan solid, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi mengambil langkah yang terkesan terburu-buru dengan merombak struktur pengurus partai. Namun, tindakan ini bukan hanya mencerminkan kepanikan, tetapi juga mengindikasikan adanya masalah yang lebih mendalam di dalam partai.
Perubahan yang dilakukan di tingkat pengurus Kecamatan Cikarang Timur hingga ke tingkat pengurus Desa dilaksanakan di rumah Pimpinan Kecamatan yang baru saja dilantik, Udi Kurnia, pada Kamis siang.
Ketua PD Partai Golkar Desa Tanjung Baru, Agus Maryanto, mengungkapkan bahwa perombakan pengurus di delapan desa tersebut dilakukan tanpa adanya rapat dengar pendapat sebelumnya.
“Semua dipaksa untuk mengikuti keputusan partai. Ini sangat aneh, karena semuanya dilakukan secara mendadak,” keluhnya.
Saat ini, Partai Golkar Kabupaten Bekasi memang tengah menghadapi berbagai masalah yang mengancam keberadaannya, termasuk perpecahan internal, penurunan popularitas, dan ketidakpuasan di kalangan kader serta masyarakat terhadap kinerja partai.
Kepanikan yang dirasakan oleh Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi tampaknya berasal dari ketakutan akan kehilangan dukungan dari kader dan pemilih. Dalam situasi ini, rombakan pengurus partai dianggap sebagai cara untuk menunjukkan bahwa partai masih memiliki kekuatan dan solidaritas. Namun, tindakan ini justru menimbulkan kesan bahwa ada yang tidak beres di dalam partai. Rombakan yang dilakukan tidak menyelesaikan masalah yang ada, melainkan hanya menutupi masalah tersebut dengan upaya kosmetik politik.
Toni, anak dari Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, H Marjuki, hadir memimpin acara tersebut, didampingi oleh jajaran pengurus lainnya di tingkat Kabupaten.
Udi Kurnia, saat dimintai konfirmasi mengenai acara yang berlangsung di kediamannya, hanya tersenyum dan tampak sibuk mendampingi Toni.
bram ananthaku